Selain itu Jolly juga memberi sinyal akan meneruskan masalah itu ke ranah hukum jika Mintje tak melakukan kewajibannya hingga batas yang disepakati. Jolly mengatakan, dirinya telah beberapa kali menghubungi Mintje agar segera melunasinya.
“Saya ini kurang pinjam uang ke orang – orang. Kalau begini jadinya saya terpaksa melaporkan kejadian ini ke kepolisian atau kejaksaan. Langkah ini saya lakukan agar ada kejelasan,” ujar Jolly.
Ada dugaan, Mintje tak mengembalikan paket seragam karena sudah terlanjur dijual kepada orang tua siswa. Parahnya, uang hasil penjualan seragam bukannya disetor ke pihak ketiga, justru digunakan untuk kepentingan lain.
Sebagaimana diketahui peristiwa itu terjadi saat penerimaan siswa baru tahun anggaran 2022 – 2023. Kabarnya harga seragam SMP per paketnya dijual seharga Rp 575 ribu, atau lebih tinggi Rp 100 ribu, dari harga yang ditetapkan pihak ketiga sebesar Rp 475 ribu.
Desakan pelunasan uang seragam sebesar puluhan juta itu, tidak hanya datang dari Jolly, tapi juga Inspektorat Kota Manado.
Kabarnya, inspektorat menemukan kejanggalan setelah sebelumnya melakukan audit internal di institusi dinas pendidikan dan kebudayaan Kota Manado.
Terkait masalah itu, Mintje yang dikonfirmasi wartawan melalui WhatsApp, justru menuliskan kalau banyak orang yang kurang senang kepada dirinya. Sebaliknya Mintje menganjurkan Jolly untuk menghubungi dirinya. (ajo)
No comments:
Post a Comment